Konvensi Nasional Humas Indonesia 2008

Perhumas akan menyelenggarakan "Konvensi Nasional Humas Indonesia 2008" tanggal 3-6 Desember 2008 dengan tema : "Branding the Nation" di Planet Holiday Hotel, Batam.

KONVENSI NASIONAL HUMAS 2008 (KNH 2008)

1. LATAR BELAKANG


APA yang salah dengan nama “Indonesia”? Mangapa ada orang Indonesia tidak bangga menjadi Indonesia? Mengapa sebagian mata internasional memandang Indonesia dengan kaca mata buram? Mengapa segala sesuatu yang serba Indonesia sering dipersepsi murah, berkualitas rendah, dan tidak kompetitif – bahkan oleh orang Indonesia sendiri?

Bagi seniman besar Shakespeare, nama mungkin bukan sesuatu yang penting - apalah arti sebuah nama? Tapi tidak untuk sebuah negara-bangsa. Apalagi di era globalisasi saat ini.

Salah satu implikasi penting dari globalisasi yang kita rasakan adalah kecenderungan integrasi ekonomi, baik regional maupun internasional. Tujuannya, terutama untuk meningkatkan arus perdagangan dan investasi antarnegara anggota. Ketergantungan atau keterkaitan ekonomi antarnegara ini menimbulkan persaingan yang ketat di antara pihak terkait. Karena setiap negara berupaya mempertahankan kekuatan dan stabilitas ekonomi masing-masing.

Di luar masalah ekonomi, globalisasi juga membawa implikasi lain. Ada pergerakan manusia dengan segala kompleksitas sosialnya: budaya, bahkan ideologi dan nasionalisme.

Adalah sebuah keniscayaan ketika Indonesia memilih menjadi salah satu pemain dunia dalam pasar global. Persoalannya, seberapa kompetitif Indonesia mampu bersaing ketika di saat yang sama Indonesia masih terbelit dengan persoalan-persoalan reputasi, citra, stigma, awareness yang rendah – di mata internasional?

Nama Indonesia – yang dalam terminologi komunikasi pemasaran dipahami sebagai brand, bukan semata identitas. Nama atau brand Indonesia adalah equity – segala sesuatu yang terkait dengan Indonesia. Lebih inti lagi, nama atau brand adalah “life and soul” dari sebuah bangsa bernama Indonesia.

Di tataran perdagangan internasional, nama membawa pesan institusional yang menjual komitmen negara secara keseluruhan terhadap kualitas. Persepsi atas sebuah nama (brand image awareness) negara-bangsa selalu dikaitkan dengan konsistensi dan inherensi semua usaha pengembangan yang dilakukan pengelola negara untuk kemajuan peradaban internasional. Tidak bisa tidak, nama atau brand, adalah competitive advantage.

Karena itu, mengelola nama Indonesia, adalah penting. Bahkan sangat penting. Terlepas dari perdebatan dan implikasi mengenai globalisasi itu sendiri, PERHUMAS meyakini bahwa di samping pentingnya reformasi kelembagaan, seperti efisiensi birokrasi, peningkatan mutu layanan publik, efektiftas regulasi, akuntabilitas dan transparansi serta penegakan hukum, maka juga diperlukan usaha-usaha komunikasi yang terintergrasi untuk mengelola “brand personality” Indonesia – baik di tingkat institusi, perusahaan sampai negara.

Kita tahu tidak semua tentang Indonesia merupakan sesuatu yang buruk. Indonesia sejatinya menyimpan banyak keunggulan kompetitif – baik sebagai negara, maupun sebagai bangsa. Persoalannya, seberapa banyak itu dikomunikasikan ke publik, dan seberapa besar publik memahami keunggulan tersebut?

Pada titik ini urgensi Konvensi Nasional Humas ditemukan. Melalui KNH, para praktisi dan penggiat Humas di Indonesia berharap memberikan sumbangsih pemikiran yang signifikan dalam upaya mengelola brand Indonesia untuk “Indonesia yang Lebih Baik”.

2. TUJUAN DAN SASARAN

a. Tujuan
Konvensi ini dirancang menjadi forum untuk melahirkan gagasan-gagasan dan pemikiran pada tataran operasional untuk para praktisi dan professional public relations, pimpinan perusahaan, praktisi media massa dan para pemangku mandat di pemerintahan dan juga untuk saling bersinergi dan memahami bidang kerja masing-masing.

Konvensi ini juga ditujukan untuk mengeksplorasi, mengidentifikasi, lalu memfasilitasi berbagai titik singgung antara kalangan usaha swasta, entitas komuniti publik, penggiat kemasyarakatan, akademisi dan pemangku mandat.

Konvensi ini diharapkan dapat menghasilkan pemikiran- pemikiran dalam mentransformasikan peran public relations dalam tataran strategis tetapi operasional serta dapat melahirkan gagasan gagasan dalam menciptakan Country Branding Indonesia yang selanjutnya menjadi acuan bagi PERHUMAS dan stakeholdersnya dalam membangun Branding a Nation yang operasional.

b. Sasaran
Melalui terjadinya saling asah dan saling asuh serta saling memahami bidang kerja masing-masing dan ditemukannya titik singgung di masing-masing bidang kerja, Konvensi ini diharapkan bisa mengarah pada terbangunnya tekad utuh bahwa bidang kerja masing-masing stakeholder memiliki peluang untuk menjadi bagian dalam proses branding the nation.

3. TEMA : BRANDING THE NATION

4. WAKTU DAN TEMPAT
Batam, 3 – 6 Desember 2008

5. PROGRAM

Rabu, 3 Desember 2008

13:00 – 17:00
Registrasi, Hotel check-in (Planet Holiday Hotel, Batam)

19:00 - 21:00
Jamuan Makan Malam dan “Ice Breaking”:
- Ketua Panitia
- “Selamat Datang di Batam,” Walikota Batam

Kamis, 4 Desember 2008

09:00 – 10:30
- Pembukaan KNH 2008
Laporan Ketua Panitia
Sambutan Ketua Umum BPP Perhumas
Sambutan kunci: Wakil Presiden R.I. Bapak Jusuf Kalla

10:30 – 10:45
Istirahat

10:45 – 1130
Branding the Nation: Menteri Luar Negeri R.I., Bapak Hassan Wirayudha

11:30 – 12:30
PR dalam transformasi
“Landasan komunikasi dalam perspektif kebangsaan”, Dr. Renald Khasali
“Kepri sebagai entry gate Indonesia”, H. Ismeth Abdullah, Gubernur Kepulauan Riau

12:30 – 13:30
Luncheon talk
Topik: Oil company / Hospitality industry

13:30 – 15:00
Corporate Social Responsibility: “Tarik menarik antara biaya dan investasi”
- CSR, sebuah tanggung jawab yang dipaksakan? (Terry S.McPhail, President & GM ExxonMobil Indonesia)
- Mengefektifkan CSR untuk branding dan reputasi perusahaan ( Aminuddin,
Corporate Secretary, PT Astra International Tbk)
- Moderator: Agung Laksamana
15:00 – 16:30
- PR dan Media: “Sinergi antara pemilik informasi dan penyedia informasi”
- “Mempersempit jarak antara ketersediaan dan kebutuhan informasi” (Parni Hadi, Direktur Utama RRI), Media (Tommy Suryopratomo, Senior Corp Advisor Media Group),
Praktisi (Aditya Mandala, Senior Manager Relations, Medco Energi)
- Chairperson: Aselina Trihastuti

Internal Communications: “Sudahkah staff Anda menjadi duta perusahaan?”
“Strategi efektif membangun keutuhan perusahaan” (Hilmi Panigoro, President Komisaris PT Medco Energi International Tbk)
- Panelis (Agung Laksamana, Senior VP Communication Group HSBC)
- Panelis (Filianingsih H, Kepala Biro Humas, Bank Indonesia)
- Moderator: Henny S.Widianingsih

16:30 – 18:00 Rapat anggota

19:00 – 21:30 Perhumas Night
- Riau Thematic Dinner
- Ing Griya
- Prizes

Jumat, 5 Desember 2008

08:30 – 11:45
Crisis Management: “Sekarang waktunya mengubah krisis menjadi peluang”
- “Langkah-langkah perusahaan saat terjadi krisis” (Halim Mahfudz, Vice President Corp.Affairs, PT Direct Vision)
- Penanggap (Dr.Widodo, Ketua BPC Solo)
- Penanggap (Yusfa Hendri, Ketua BPC Batam)
- Moderator: Ratih Indra

“Perkembangan teknologi dan implikasinya terhadap tugas ke-PR-an”
- “Medium-medium komunikasi terbarukan dalam praktek Public Relations” (HSBC management)
- Penanggap (Nukman Lutfi)
- Penanggap (Dr. Indrawadi Tamin)
- Moderator: Deva Rahman

13:00 – 14:00
Luncheon talk
- Perkembangan PR (Perusahaan konsultsan PR /industri), atau
- New techno in communications (Telekomunikasi)

14:00 – 17:00
Touring the nations: “Challenges between a nation branding and commercial endeavor”
- Singapore Tourism Board
- Malaysian Tourism Board
- Istirahat
- Pidato penutup “Transformasi public relations untuk branding the nation,” Menteri Komunikasi dan Informatika, Bapak Prof. Dr. Muhammad Nuh
- Penutupan KNH 2008 oleh Menteri Komunikasi dan Informatika

19:00 – 21:30
- Malam Budaya
- Anugerah Perhumas

Sabtu, 6 Desember 2008
- Free time: Singapore tour/departure


6. PESERTA

Konveni Nasional Humas 2008 ini akan diikuti oleh:

1. Pejabat Pemerintah
2. Pimpinan Perusahaan
3. Pejabat dan Profesional Public Relations di Perusahaan
4. Praktisi dan konsultan professional Public Relations
5. Tokoh-tokoh komunikasi
6. Tokoh-tokoh media massa; cetak dan elektronik
7. Tokoh politik dan tokoh masyarakat
8. Akademisi
9. Media massa
10. Lembaga swadaya masyarakat dan Lembaga nir-laba
11. Anggota Perhumas
12. Mahasiswa dan peminat masalah komunikasi dan public relations